Friday, June 20, 2014

The Deadlocked Love


  
Mungkin gue gak akan pernah secengeng ini sepanjang hidup gue. Ya, gue pernah 8 (delapan) tahun menjalin hubungan pacaran dengan seseorang , tapi harus kandas berakhir begitu aja. Bukan tanpa sebab memang, justru ini semua karena sesuatu hal yg amat sangat mendasar dalam kehidupan seseorang, yaitu kepercayaan (Agama). Mungkin masih banyak faktor selain perbedaan agama yang mempertemukan sebuah hubungan menuju ke jalan buntu. Tapi percayalah, apapun faktor penyebabnya, yang pasti itu bikin nyesek banget di hati. Bayangin aja, apa yang bakalan lo lakuin kalau lo terjebak di dalam situasi yang complicated banget, berada di antara dua pilihan, lo terusin atau lo akhiri hubungan itu. Disatu sisi lo pingin mengakhiri hubungan itu, tapi di sisi lain lo gak tega ngliat orang yang selama ini lo sayang itu bermuram durja nangisin keadaan. Gue sempet berpikir mengapa gue bertemu dengan orang yang salah selama ini? Sempat terbesit di benak gue lebih baik bila dari awal gue gak pernah mengenalnya. Satu pertanyaan terbesar yang terus menghantui fikiran gue, kenapa harus berjumpa bila nantinya akan berpisah? 

Karena alasan itulah, saat itu, gue cenderung suka lari dari masalah, saat cewek gue minta kejelasan, selalu gue belokin sebisa mungkin biar dia gak bahas masalah itu lagi. "Sayang, kenapa Tuhan ciptakan kita berbeda?aku pengen punya masa depan sama kamu, tapi apa ya mungkin dengan keadaan kita yang kayak gini?..Gue jawab: "Kita jalani dulu aja sayang, serahkan semua pada Tuhan, yang pasti aku beneran serius sama kamu kok, aku cinta banget sama kamu". Gue keluarin semua gombalan sakti gue, biar dia bisa lupain masalah pelik itu. Gue bener-bener jadi peran antagonis. Licik & mau menang sendiri. Dan tanpa terasa, seperti sinetron Tersanjung yang nyampe season 6, gue keasikan menghayati peran antagonis itu hingga tiba di tahun kedelapan. Guys, delapan tahun itu bukan waktu yang singkat, misalkan, kalau saja hubungan gue fine-fine aja & bisa sampe nikah, pastinya sekarang gue udah punya anak yang lucu, dan sekarang udah seusia sekolah SD. Naas sekali kisah cinta gue, it was really fucked up my life. Ending cerita yang sebenernya dari awal dulu dengan mudah bisa gue prediksi, akhirnya kejadian juga. Selama ini, gue udah memberi sebuah harapan palsu. Harapan yang terdengar so beautifull, but the reality was so fake. Hubungan gue benar-benar harus kandas, masalah kepercayaan memang gak bisa dipaksakan, dan gue memilih untuk menamatkan kisah cinta gue. Sekali lagi, gue berdosa banget ngancurin hidup seseorang yang udah berikan segalanya buat gue. You know what, momen itu mengubah hidup gue, gak ada lagi cerita lama bersamanya, gak ada lagi yang nanya kabar gue lagi dimana & lagi ngapain, gak ada lagi yang manja gak jelas ke gue, gak ada lagi yang ngajak ribut, gak ada lagi ciuman sayang & another beautiful moment with her. Yang paling sakit adalah, gak ada lagi someone special yang ngasih ucapan & kado sepesial di hari ulang tahun gue kemarin!. Saat ini, rasanya seperti gue tinggal menunggu karma aja, karena gue udah nyakitin perasaan seseorang yang udah terlanjur memberikan seluruh hati & segenap jiwa raganya. Dari lubuk hati gue yang terdalam, gue berharap dia bisa nemuin pengganti yang jauh lebih segalanya dari gue, dan gue disini siap menanggung semua dosa-dosa gue, sepahit apapun itu, gue berharap dia bisa dapetin kisah cinta yang lebih manis & indah bersama orang lain.




The Deadlocked Love, bisa dianalogikan seperti penyakit ganas yang menyerang manusia, yang membuat nyawa pengidapnya gak bisa tertolong lagi. Tuhan memanggil mereka bukan tanpa alasan, melainkan untuk mengakhiri penderitaan mereka di dunia ini, daripada terus hidup dalam penderitaan akibat penyakit itu. Kalo kita bicara tentang rasa cinta & sayang, pastilah rasa itu masih akan tetap selalu ada. Tapi bukankah lebih baik mengakhiri semua itu saat ini, daripada wasting time, pretend each other, seolah-olah semuanya baik-baik saja, tapi ending nya tetep aja sama, PUTUS???. Pada dasarnya, sebuah hubungan percintaan haruslah dibangun dengan pondasi yang kuat, harus dihindarkan dari segala ketidakpastian. Kalo lo kepengen bahagia & menatap masa depan bersamanya, ya make sure aja pasangan lo itu sejalan apa gak, begitu juga sebaliknya. Karena kalo lo gak yakin gara-gara dia sering PHPin masa depan lo, gak usah berharap banyak, lebih baik akhiri aja semuanya sebelum terlambat. Saat lo merasa hubungan lo udah mulai gak sehat, sebaiknya lo harus segera minta kejelasan ke dia & misalkan pasangan lo sampe jawab kek gini ; "Kita jalani dulu aja", gak usah pikir panjang lebar lagi, segeralah break up darinya, karena gue tau bener dibalik kalimat “Kita jalani dulu aja” itu adalah sebuah kalimat yang sebenernya berarti “putusnya ntar aja deh, kita having fun dulu enjoy sama hubungan kita”. Ya gue harap lo jangan sampe nyesel berkepanjangan, kejadian kayak gue, karena delapan tahun itu bukan waktu yang singkat. Perpisahan adalah pesan dari Tuhan bahwa mungkin dia bukan jodoh yang terbaik untuk gue, ataupun sebaliknya. Gue belajar untuk ikhlas & berserah. Ia Tuhan yang sayang kepada umatNya. Tuhan tidak ingin kita menderita karena kekerasan hati kita mempertahankan hubungan yang salah. Satu kalimat terakhir dari gue untuk seseorang yang udah gue sakitin "Even we can't be together in the end, I'm glad that you were a part of my life..."



No comments:

Post a Comment