Mungkin gue gak akan pernah secengeng ini sepanjang hidup gue. Ya,
gue pernah 8 (delapan) tahun menjalin hubungan pacaran dengan seseorang , tapi
harus kandas berakhir begitu aja. Bukan tanpa sebab memang, justru ini semua karena sesuatu
hal yg amat sangat mendasar dalam kehidupan seseorang, yaitu kepercayaan
(Agama). Mungkin masih banyak faktor selain perbedaan agama yang mempertemukan
sebuah hubungan menuju ke jalan buntu. Tapi percayalah, apapun faktor
penyebabnya, yang pasti itu bikin nyesek banget di hati. Bayangin aja, apa yang
bakalan lo lakuin kalau lo terjebak di dalam situasi yang complicated
banget, berada di antara dua pilihan, lo terusin atau lo akhiri hubungan itu.
Disatu sisi lo pingin mengakhiri hubungan itu, tapi di sisi lain lo gak tega
ngliat orang yang selama ini lo sayang itu bermuram durja nangisin keadaan. Gue sempet berpikir mengapa gue bertemu dengan orang yang
salah selama ini? Sempat terbesit di benak gue lebih baik bila dari awal gue gak pernah mengenalnya. Satu pertanyaan
terbesar yang terus menghantui fikiran gue, kenapa harus berjumpa bila nantinya akan
berpisah?
Karena
alasan itulah, saat itu, gue cenderung suka lari dari masalah, saat cewek gue minta
kejelasan, selalu gue belokin sebisa mungkin biar dia gak bahas masalah itu
lagi. "Sayang, kenapa Tuhan ciptakan kita berbeda?aku pengen punya masa
depan sama kamu, tapi apa ya mungkin dengan
keadaan kita yang kayak gini?..Gue jawab: "Kita
jalani dulu aja sayang, serahkan semua pada Tuhan, yang pasti aku beneran serius sama kamu kok, aku cinta banget sama
kamu". Gue keluarin semua gombalan sakti gue, biar dia bisa lupain
masalah pelik itu. Gue bener-bener jadi peran antagonis. Licik & mau menang
sendiri. Dan tanpa terasa, seperti sinetron Tersanjung yang nyampe season 6,
gue keasikan menghayati peran antagonis itu hingga tiba di tahun kedelapan.
Guys, delapan tahun itu bukan waktu yang singkat, misalkan, kalau saja hubungan
gue fine-fine aja & bisa sampe nikah, pastinya sekarang gue udah
punya anak yang lucu, dan sekarang udah seusia sekolah SD. Naas sekali kisah cinta gue, it was
really fucked up my life. Ending cerita yang sebenernya dari awal dulu
dengan mudah bisa gue prediksi, akhirnya kejadian juga. Selama ini, gue udah
memberi sebuah harapan palsu. Harapan yang terdengar so beautifull, but the
reality was so fake. Hubungan gue benar-benar harus kandas, masalah
kepercayaan memang gak bisa dipaksakan, dan gue memilih untuk menamatkan kisah
cinta gue. Sekali lagi, gue berdosa banget ngancurin hidup seseorang yang udah berikan segalanya buat gue. You know
what, momen itu mengubah hidup gue, gak ada lagi cerita lama bersamanya,
gak ada lagi yang nanya kabar gue lagi dimana & lagi ngapain,
gak ada lagi yang manja gak jelas ke gue, gak ada lagi yang ngajak ribut, gak ada
lagi ciuman sayang & another beautiful moment with her. Yang paling
sakit adalah, gak ada lagi someone special yang ngasih ucapan & kado
sepesial di hari ulang tahun gue kemarin!. Saat ini, rasanya seperti gue
tinggal menunggu karma aja, karena gue udah nyakitin perasaan seseorang yang udah terlanjur memberikan seluruh hati & segenap jiwa raganya. Dari lubuk hati
gue yang terdalam, gue berharap dia bisa nemuin pengganti yang jauh lebih segalanya
dari gue, dan gue disini siap menanggung semua dosa-dosa gue, sepahit apapun
itu, gue berharap dia bisa dapetin kisah cinta yang lebih manis & indah bersama orang lain.
The Deadlocked Love, bisa
dianalogikan seperti penyakit ganas yang menyerang manusia, yang membuat nyawa
pengidapnya gak bisa tertolong lagi. Tuhan memanggil mereka bukan tanpa alasan,
melainkan untuk mengakhiri penderitaan mereka di dunia ini, daripada terus
hidup dalam penderitaan akibat penyakit itu. Kalo kita bicara tentang rasa
cinta & sayang, pastilah rasa itu masih akan tetap selalu ada. Tapi
bukankah lebih baik mengakhiri semua itu saat ini, daripada wasting time, pretend each other, seolah-olah semuanya baik-baik saja, tapi ending nya tetep aja sama, PUTUS???. Pada
dasarnya, sebuah hubungan percintaan haruslah dibangun dengan pondasi yang
kuat, harus dihindarkan dari segala ketidakpastian. Kalo lo kepengen bahagia
& menatap masa depan bersamanya, ya make
sure aja pasangan lo itu sejalan apa gak, begitu juga sebaliknya. Karena
kalo lo gak yakin gara-gara dia sering PHPin masa depan lo, gak usah
berharap banyak, lebih baik akhiri aja semuanya sebelum terlambat. Saat lo merasa
hubungan lo udah mulai gak sehat, sebaiknya lo harus segera minta kejelasan
ke dia & misalkan pasangan lo sampe jawab kek gini ; "Kita jalani dulu aja", gak usah pikir panjang lebar
lagi, segeralah break up darinya, karena
gue tau bener dibalik kalimat “Kita jalani dulu aja”
itu adalah sebuah kalimat yang sebenernya berarti “putusnya ntar aja deh, kita having fun dulu enjoy sama hubungan kita”.
Ya gue harap lo jangan sampe nyesel berkepanjangan, kejadian kayak gue, karena delapan
tahun itu bukan waktu yang singkat. Perpisahan adalah pesan
dari Tuhan bahwa mungkin dia bukan jodoh yang terbaik untuk gue, ataupun sebaliknya. Gue belajar untuk ikhlas & berserah. Ia Tuhan
yang sayang kepada umatNya. Tuhan tidak ingin kita menderita karena kekerasan
hati kita mempertahankan hubungan yang salah.
Satu kalimat terakhir dari gue untuk seseorang yang udah gue sakitin "Even we can't be together in the end, I'm glad that you were a part of my life..."
No comments:
Post a Comment