Ini tulisan. Tanpa suara. Bukan lisan, tp tulisan. Mohon utk dibaca & direnungkan. Istriku syg, Hidup memang gak ada yg sempurna. Tapi hidup perlu utk disempurnakan. Kalau ada salah, diperlukan pembenaran. Terlalu merasa benar pun bisa jd masalah. Artinya apa? Jangan selalu membenarkan apa yg sekiranya salah, tp jangan juga menyalahkan apa yg seharusnya benar.
Aku banyak salah? Pastilah. Tp bukan brti aku slalu mrasa benar. Aku selalu mengakui segala kesalahanku. Kalau menurutmu aku ini salah sudah menyakitimu, menamparmu, aku minta maaf. Aku tidak membenarkan bahwa tamparan itu mutlak salahku, tp mungkin, sedikit juga ada kesalahanmu disitu. Tp segala kesalahanmu, sudah aku maafkan, sudah aku benarkan. Yg blm aku benarkan yaitu, sakitnya tamparanku itu.
Aku tau itu sakit. Aku tau itu salah. Tidak benar. Tp manusia slalu blajar dari kesalahan. Dan aku ini adalah manusia, yg artinya, aku harus selalu mengkoreksi tiap kesalahan yg aku perbuat.
Maka dari itu, marilah kita sepakat utk bijak, aku minta maaf atas segala kesalahan yg sudah aku perbuat padamu. Ayo kita hadapi segala permasalahan hidup kita ini. Sepahit apapun, semanis apapun. Aku akan tetap mencintaimu hingga akhir masa. Akan kujaga keutuhan rumah tangga kita. Hingga aku mati. Hingga anak kita dewasa nanti dan mengakui kebenaran bahwa cinta kita itu tak pernah salah, kelak, saat dia dewasa nanti.
Sunday, October 13, 2019
Dear istriku sayang...
Monday, September 23, 2019
Ada lelahku dalam kesepianmu
Rumah tangga terasa mulai membosankan? Adalah sifat mendasar seorang manusia utk merasakan kejenuhan, terlebih kepada pasangan. Dia yg dulunya asik diajak ngbrol ngalor ngidul, mendadak berubah menjadi pendiam, bahkan cenderung pemarah. Yg paling bahaya adalah, pasangan kita mulai menemukan kembali kenyamanan itu dgn orang lain? What the fuck is goin on? Sebenarnya apa yg terjadi? Apakah hal tsb wajar? Apakah bisa diatasi?
Jawabannya adalah, depend on yourself. Kita maunya gimana, kalau dalam hal rumah tangga, tentu tdk ada pasangan yg menginginkan perceraian kan? Nah, jika semua faktor kebosanan itu bisa kita lihat dari kacamata positif, sebenarnya its so simple. Misal, ada kasus seorang istri yg juga ibu rumah tangga, ditinggal suaminya utk sibuk bekerja, merasakan kecapean dan kejenuhan luar biasa utk mengurus pekerjaan rumah tangga. Apalagi kalo sampai anak rewel, pasti yg ada di dlm benaknya : Hah, capek tau! Ngurusin rumah, anak, mentang2 sibuk kerja nyari duit, sampe lupa gak ngabarin anak istri. Mending aku cari temen curhat aja deh. Biar gak bete.
Dalam kasus diatas, siapa yg salah? Ya keduanya jelas salah lah. Suami istri adalah ibaratnya satu team yg hrs mengutamakan teamwork, tidak boleh ada yg merasa lebih dominan, lebih hebat. Semua ego harus dilebur jadi satu energi positif. Harusnya sang istri saat merasa sepi ditinggal kerja suaminya, berfikir positif, ada lelahmu dalam kesepianku, duhai suamiku tercinta. Begitu pula sebaliknya, sang suami harusnya jg meluangkan sedikit jeda waktu saat kerja, utk sekedar VC atau menelpon kluarga di rumah. Memastikan bahwa everything is gonna be okay. Walau sebentar, itu sebenarnya cukup utk mengobati kesepian sang istri dirumah.
Kesimpulannya adalah, jangan memandang sebuah permasalahan hidup itu sbg suatu hal yg sangat negatif saja. Ubahlah ke arah positif menjadi obat penawar keringnya cinta yg mulai memudar. Jangan mengandalkan emosi jiwa, bicarakan dengan pasangan anda, deep talk, dari hati ke hati. Niscaya, semua akan kembali on track. Good luck.
-danurvantyo