Sunday, October 13, 2019

Dear istriku sayang...

Ini tulisan. Tanpa suara. Bukan lisan, tp tulisan. Mohon utk dibaca & direnungkan. Istriku syg, Hidup memang gak ada yg sempurna. Tapi hidup perlu utk disempurnakan. Kalau ada salah, diperlukan pembenaran. Terlalu merasa benar pun bisa jd masalah. Artinya apa? Jangan selalu membenarkan apa yg sekiranya salah, tp jangan juga menyalahkan apa yg seharusnya benar.
Aku banyak salah? Pastilah. Tp bukan brti aku slalu mrasa benar. Aku selalu mengakui segala kesalahanku. Kalau menurutmu aku ini salah sudah menyakitimu, menamparmu, aku minta maaf. Aku tidak membenarkan bahwa tamparan itu mutlak salahku, tp mungkin, sedikit juga ada kesalahanmu disitu. Tp segala kesalahanmu, sudah aku maafkan, sudah aku benarkan. Yg blm aku benarkan yaitu, sakitnya tamparanku itu.
Aku tau itu sakit. Aku tau itu salah. Tidak benar. Tp manusia slalu blajar dari kesalahan. Dan aku ini adalah manusia, yg artinya, aku harus selalu mengkoreksi tiap kesalahan yg aku perbuat.
Maka dari itu, marilah kita sepakat utk bijak, aku minta maaf atas segala kesalahan yg sudah aku perbuat padamu. Ayo kita hadapi segala permasalahan hidup kita ini. Sepahit apapun, semanis apapun. Aku akan tetap mencintaimu hingga akhir masa. Akan kujaga keutuhan rumah tangga kita. Hingga aku mati. Hingga anak kita dewasa nanti dan mengakui kebenaran bahwa cinta kita itu tak pernah salah, kelak, saat dia dewasa nanti.

Monday, September 23, 2019

Ada lelahku dalam kesepianmu

Rumah tangga terasa mulai membosankan? Adalah sifat mendasar seorang manusia utk merasakan kejenuhan, terlebih kepada pasangan. Dia yg dulunya asik diajak ngbrol ngalor ngidul, mendadak berubah menjadi pendiam, bahkan cenderung pemarah. Yg paling bahaya adalah, pasangan kita mulai menemukan kembali kenyamanan itu dgn orang lain? What the fuck is goin on? Sebenarnya apa yg terjadi? Apakah hal tsb wajar? Apakah bisa diatasi?

Jawabannya adalah, depend on yourself. Kita maunya gimana, kalau dalam hal rumah tangga, tentu tdk ada pasangan yg menginginkan perceraian kan? Nah, jika semua faktor kebosanan itu bisa kita lihat dari kacamata positif, sebenarnya its so simple. Misal, ada kasus seorang istri yg juga ibu rumah tangga, ditinggal suaminya utk sibuk bekerja, merasakan kecapean dan kejenuhan luar biasa utk mengurus pekerjaan rumah tangga. Apalagi kalo sampai anak rewel, pasti yg ada di dlm benaknya : Hah, capek tau! Ngurusin rumah, anak, mentang2 sibuk kerja nyari duit, sampe lupa gak ngabarin anak istri. Mending aku cari temen curhat aja deh. Biar gak bete.

Dalam kasus diatas, siapa yg salah? Ya keduanya jelas salah lah. Suami istri adalah ibaratnya satu team yg hrs mengutamakan teamwork, tidak boleh ada yg merasa lebih dominan, lebih hebat. Semua ego harus dilebur jadi satu energi positif. Harusnya sang istri saat merasa sepi ditinggal kerja suaminya, berfikir positif, ada lelahmu dalam kesepianku, duhai suamiku tercinta. Begitu pula sebaliknya, sang suami harusnya jg meluangkan sedikit jeda waktu saat kerja, utk sekedar VC atau menelpon kluarga di rumah. Memastikan bahwa everything is gonna be okay. Walau sebentar, itu sebenarnya cukup utk mengobati kesepian sang istri dirumah.

Kesimpulannya adalah, jangan memandang sebuah permasalahan hidup itu sbg suatu hal yg sangat negatif saja. Ubahlah ke arah positif menjadi obat penawar keringnya cinta yg mulai memudar. Jangan mengandalkan emosi jiwa, bicarakan dengan pasangan anda, deep talk, dari hati ke hati. Niscaya, semua akan kembali on track. Good luck.

-danurvantyo

Thursday, June 15, 2017

Review film The Mummy (2017)

The Mummy (2017)
Di minggu-minggu trakhir bulan Ramadhan ini, bioskop dipenuhi pilem-pilem yg recommended banget utk ditonton. Daripada ngabuburit gak jelas dijalan, mending gue nonton pilem sendirian(makin ga jelas sih sebenernya). Gue nonton sendirian, ya sendiri, emang salah nonton bioskop sendirian? Hah?.

Dan salah satu yg menarik perhatian gue adalah film The Mummy. Tapi sebelum melangkah lebih jauh, yg patut digarisbawahi buat para fans Mummy-ers nya Brendan Frasser yg old school banget, film ini sama skali ga berhubungan sm film-film pendahulunya. Justru, pilem ini adalah awal dari era Dark Universe ala2 marvel & DC universe gitu. Ya, jaman skrg ini adalah era nya Universe-universe kek gitu. Tapi Kalo mnurut gue, universe yg paling number one ya tetep Miss Universe. Oke skip. Next.

Di awal film, dijelasin lengkap banget ttg sejarah mesir kuno jaman Pira'un gitu. Gue jadi bayangin, andai saja pelajaran sejarah pas skolah dulu diajarnya pake nonton film kek gini, kan asik, apalagi belajarnya di bioskop. Ok fine, itu mustahil. 

Adalah cewek cakep bernama Ahmanet (Sofia Boutella), udah cantik, pewaris tunggal tahta kerajaan pula. Doi adalah anak kesayangan bokapnya. Tapi doi punya kerja sambilan jadi Supir Angkot. Hmmm. Kalo di FTV universe,  judul pilem ini mungkin : "Pacarku Sopir Angkot Cantik Putri Raja Mesir". 

So why Ahmanet jadi jahat? Karna doi iri dengki melihat tahta yg udah didepan mata, tiba-tiba diambil gitu aja sama adeknya yg baru lahir (karna ternyata adeknya itu cowok). And then doi bikin ritual jahat dgn Dewa Kematian buat doi jd salah jalan, udah gak dijalan Allah. Tapi ternyata belum sempet tobat & dapet hidayah, udah dihukum aja dijadiin mummy idup-idup dikubur & diekspor ke luar negri Mesir.

Lalu mudah ditebak, mas Nick Morton (Tom Cruise) yg disini berprofesi sebagai tentara yg ganteng rupawan & badass, nemuin harta karun Haram (peti berisikian mumi) itu pas lagi tugas di Iraq (mesopotamia) yg so far away dari Mesir. Itu sama anehnya kalo elo nemuin makam mummy di daerah Bekasi. No offense. 

Yg paling ngehek adalah, mummy nya yg cewek ini tergolong mesum banget, tiap kali ketemu cowok langsung nyosor, cium, lalu tambah energinya. Gitu terus sampe dia fully charged & ga butuh powerbank. Gak keitung juga berapa kali doi jilatin sekujur tubuh Tom Cruise di beberapa scene film ini. 

Buat kalian para penggemar mas Tom Cruise, pasti udah familiar banget sama adegan wajib doi lari-larian dikejar musuh. Jadi gak salah dong kalo gue berasa nonton Mission Impossible tapi musuhnya mumi. Yang patut disayangkan adalah karakter cewek utamanya Jenny (Anabelle Wallis) kurang dieksploitasi karakternya, sehingga terkesan cuma sebagai pemanis di film aja. Antara ada & tiada. But the coolest thing about this movie is, karakter Doctor Henry Jekyll (Russel Crowe) yg kehadirannya bagaikan Nick Furry di The Avengers. Pria misterius itu adalah pimpinan organisasi yang menangani kejahatan dunia Iblis yg kekinian banget, lengkap dengan markasnya yang megah. Udah mudah ketebak, karna di endingnya bikin banyak audience bertanya-tanya pada bapaknya. Wajar karna film ini adalah jembatan mnuju film-film Dark Universe berikutnya yang semoga aja laku kek Marvel & DC. Saran gue, jangan dulu beranjak dari kursi lo pas pilem ini bubar. Nungguin after credit scene? Enggak sih, tapi lebih ke nungguin kenyataan, siapa tau ada jodoh elo di theater yg sama. Sekian & makasih. 

Saturday, May 28, 2016

Leicester City FC (From Zero To Hero)



Tim berjuluk "The Foxes" ini udah ngangkat tinggi-tinggi tofi Premier League musim ini. Gak main-main, Liga Primer Inggris guys! liga yang katanya paling kompetitif di dunia. Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, liga ini slalu aja dikuasai oleh klub-klub super, artinya level kekuatan klub itu ditentukan oleh kekayaan mereka masing-masing. Raja minyak dari Rusia, raja-raja dari timur tengah, bos-bos dari Asia semua pada berbondong-bondong mengakuisisi klub-klub di Liga Primer Inggris. Pemain-pemain bintang pun banyak yang diborong klub-klub kaya itu. Tapi semuanya itu gak berlaku bagi sebuah tim bernama Leicester City. Leicester City F.C. adalah sebuah tim sepak bola Inggris berbasis di Leicester. Tim ini didirikan tahun 1884. Klub ini memainkan pertandingan kandangnya di Stadion King Power yang berkapasitas 32.000 penonton.

Memulai musim ini sebagai tim dengan skuat yang “murah” di ajang Liga Primer Inggris, Leicester City mampu membuat kejutan dengan memuncaki klasemen pekan demi pekan. Prestasi Leicester memuncaki klasemen Liga Primer terbilang sangat impresif. Pasalnya, satu tahun lalu, klub yang bermarkas di Stadion King Power tersebut hampir selalu berada di dasar klasemen, dan bisa “selamat” dari jurang degradasi.

Memasuki musim 2015/2016, manajer Claudio Ranieri juga tidak dibebankan target yang muluk-muluk. Pelatih asal Italia itu hanya ditargetkan Leicester terhindar dari degradasi. Terlebih Leicester tidak memiliki skuat yang bisa bersaing di papan atas. Ranieri hanya memiliki skuat dengan harga senilai 72 juta euro. Yuk kita compare aja, gue ambil contoh, pemain termahal ManCity adalah Kevin de Bruyne, do’i diboyong dari VfL Wolfsburg dengan mahar 77 juta euro. Jadi harga seorang De Bruyne lebih mahal dari seluruh skuad Leicester saat ini.

Dan ternyata, Leicester City musim ini berhasil mengalahkan hegemoni itu. Gak ada yang mustahil untuk bisa ngalahin klub-klub “kaya” papan atas berbekal perekrutan pemain yang cerdas, manajemen yang cerdik, dan tentu aja kepedean tingkat tinggi yang menghasilkan sebuah tim yang “gahar” di lapangan. Hal yang membuat mereka memenangi liga adalah sesuatu yang klasik. Defend yang solid ciri khas italia. Tapi juga punya striker yang cepat. Susunan pemain tim inti yang konsisten alias itu-itu aja. Dengan formasi yang klasik pula (4-4-2). Sepintas, kita paling cuma bisa ngemehin “keberhasilan” mereka, halah cuma faktor luck doang!, tapi buktinya?medali emas udah dikalungin ke seluruh skuad Leicester City cuy. Case closed.

Leicester City  gak punya pemain-pemain bintang berkelas seperti tim-tim papan atas lainnya di Liga Primer Inggris. Tapi, mereka dengan jeli ngambil keuntungan dari “memble”-nya kekuatan tim-tim papan atas dan bahkan disaat persaingan kembali ketat menjelang akhir musim alias semua tim punya peluang relatif sama untuk meraih poin, mereka masih bisa manfaatin momen “langka” itu, dan melesat bertengger dengan nyamannya di puncak klasemen di tengah pergeseran peta kekuatan perburuan gelar juara.

Di era premier league beberapa tahun terakhir, ada beberapa tim yang kerapkali dicap sebagai The Big Four. Manchester United, tim yang paling komersil di Inggris, masih labil dan gagal move on sepeninggal  Sir Alex Ferguson, bahkan pelatih sekelas Louis Van Gaal pun gak bisa ngangkat mental juara MU. Lalu ada Chelsea, sang juara bertahan, telah menjadi “korban” dari Jose Mourinho. Manchester City, meskipun kekayaan mereka gak masuk akal alias koaya raya, sepertinya blunder karna di pertengahan musim ngumumin pergantian pelatih buat musim depan dari Pelegrini ke Pep Guardiola, yang membuat skuad tim biru langit ini jadi ikut-ikutan labil. Liverpool adalah sebuah klub yang belum bisa keluar dari trauma ‘The Slip’ yang membuat mereka kehilangan gelar beberapa musim lalu. Arsenal? Yah, Arsenal tetaplah Arsenal. If you know what I mean. Hehe. Justru tim sekota london, Tottenham Hotspur musim ini menjadi tim “kembaran” Leicester City, karna bermodalkan skuad yang masih muda-muda, bisa jadi pesaing utamanya Leicester City tapi dengan bodohnya di dua pertandingan terakhir malah ikut-ikutan keok juga, dan harus merelakan posisi runner up mereka untuk Arsenal. Shame on you, Tottenham.

Kesuksesan Leicester City menjuarai Liga Primer Inggris musim ini berkat andil dari nama-nama berikut ini :


      1. Claudio Ranieri
Inilah kunci terpenting dari kesuksesan Leicester City. Pengalaman pelatih berjuluk “The Thinkerman” yang pernah melatih beberapa tim besar seperti Napoli, Fiorentina, Chelsea, Valencia, Juventus, AS Roma dan Inter Milan membawa Ranieri ke level terbaiknya sepanjang karirnya saat ini.
Namun sebelum berjaya, Ranieri bagaikan seorang pecundang karena sangat akrab dengan surat pemecatan. Julukan “Mr.Runner Up” juga sempat disematkan untuknya. Tapi nampaknya di balik itu, ia mampu belajar dari pengalaman yang dulunya pahit dikonversi menjadi sebuah racikan strategi yang mematikan dan terbukti ampuh bisa bikin Leicester juara Liga Premier Inggris.

2. Jamie Vardy
Jika dibandingikan dengan semua pemain Leicester, success story dari Jamie Vardy mungkin jadi kisah yang paling fenomenal dan sangat menginspirasi. Sebelum ngehits seperti sekarang ini, Vardy hanyalah pemain amatir yang memiliki profesi sampingan sebagai buruh pabrik.Ya, Vardy itu mas-mas buruh pabrik yang kebetulan hobinya maen bola di lapangan pabrik yang tandus & gundul rumputnya.Wkwkwk.

Di awal kariernya, Vardy sama sekali gak terlihat punya bakat istimewa. Ia cuma memperkuat tim kecil dan dari penampilannya, Vardy mendapat bayaran 30 pounds atau setara Rp 600 ribu. Gaji yang bahkan lebih rendah dari UMR buruh pabrik di Indonesia. Hehe.

Tapi lain dulu lain sekarang, sosok Vardy kini cukup disegani & ditakuti bek-bek tim lawan. Soal urusan nge-golin, Vardy mampu ngalahin beberapa nama striker papan atas seperti Wayne Rooney (WORLD CLASS STRIKER-nya MU), Sergio Aguero (Maradona-nya ManCity), Daniel Sturridge (anak buangan Chelsea yg justru main bagus di Liverpool), Diego Costa (penyerang The Blues Chelsea yang musim ini gak seganas musim lalu), dan Harry Kane (Striker muda dari Tottenham). 

3. Riyadh Mahrez
Tiga tahun lalu Mahrez bukanlah siapa-siapa. Ia cuma maen di divisi dua Ligue 1 Prancis. Namun kini sosoknya menjelma menjadi sebagai pemain terbaik di kompetisi sebesar Liga Premier Inggris. Gelar tersebut pantas disandangnya sebab Mahrez berperan penting dalam rentetan kemenangan Leicester. Dalam 35 pertandingan, Mahrez bisa nyetak 17 gol. Dirinya juga banyak memberikan assist dan kini bakatnya ia direbutin sama klub-klub raksasa Eropa seperti Arsenal, Manchester City, Real Madrid serta Paris Saint Germain.
  
4.N'Golo Kante
Pelatih Leicester, Claudio Ranieri sangat jeli dalam bursa transfer pemain di musim panas tahun lalu. Saat itu ia merekrut N'Golo Kante yang kariernya terbilang biasa-biasa aja di klub Ligue 1 Prancis, Caen.
Namun di musim pertamanya dengan Leicester, Kante berubah jadi pemain serba bisa yang sangat berkualitas. Aksinya di lini tengah begitu menawan hingga akhirnya ia dilirik klub raksasa seperti Arsenal dan Manchester United. Pemain berusia 25 tahun ini bahkan dipercaya memperkuat Timnas Prancis pada dua laga uji coba, Maret 2016 lalu.

5. Danny Drinkwater

Siapa yang nyangka kalo gelandang Leicester yang begitu tangguh ini adalah “anak buangan” dari klub sebesar Manchester United. Meski dia dibesarin di akademi MU, ternyata dia gak bisa bersinar & gak pernah bisa  promosi ke tim utama. Bahkan ngenesnya, ia sempat beberapa kali “diobral murah” dengan dipinjamkan ke sejumlah klub kecil Inggris. Nasibnya mulai membaik setelah Leicester menampungnya di musim 2011/2012.
Sejak awal kedatangannya, Drinkwater gak pernah tergantikan. Kemampuannya makin matang dan dia berhasil membuktikan itu di musim 2015/2016. Pemain 26 tahun ini menjelma jadi gelandang tangguh dengan membawa Leicester menjuarai Liga Primer Inggris. Dan berkat penampilannya yang impresif,d ia berpeluang memperkuat Timnas Inggris di Euro 2016.

6. Roberth Huth
Defender berpostur jangkung yang berpaspor Jerman ini dulunya pernah maen di Chelsea dari tahun 2002-2006. Tapi karna kelamaan menghuni bangku cadangan, karirnya pun meredup. Setelah itu Huth mencoba peruntungannya di Middlesbrough dan juga Stoke City. Pelan tapi pasti karirnya pun mulai bersinar lagi. Dan pada akhirnya dia ngambil keputusan yang tepat untuk pindah ke Leicester di musim 2014/2015 dan sejak saat itu, perannya gak tergantikan. Bersama Wes Morgan, keduanya jadi benteng kokoh di lini pertahanan The Foxes. Bahkan tak jarang ia bisa memecah kebuntuan dengan menciptakan gol penentu kemenangan.

 7. Wes Morgan
Pemain yang punya body gempal ini punya peranan penting di lini pertahanan Leicester. Meski usianya udah gak muda lagi sebagai seorang defender (32 tahun), Morgan dikenal sangat tangguh dan gak gampang dilewati oleh pemain-pemain yang usianya jauh lebih muda.
      Bisa dibilang, Leicester City bisa juara karna andil besar darinya, coba ingat pertandingan versus Manchester United 1 Mei yang lalu. Ia berhasil mengandaskan kemenangan MU dengan mencetak sebiji gol yang membuat Leicester makin menjauh dari pesaing utamanya (Tottenham Hotspur).
       
      8. Kasper Schmeichel
Pepatah buah jatuh gak bakalan jauh dari pohonnya dirasa sangat tepat buat Kasper Schmeichel. Kalo dulu sang ayah (Peter Schmeichel) berhasil ngrasain gelar juara Liga Pimer Inggris bersama Manchester United, kali ini dia berhasil mengikuti jejak sang ayah tapi bersama klub yang beda, Leicester City. Klub yang jauh lebih “semenjana” jika dibandingkan klub sang ayah meraih juara dulu. Itulah mengapa gue merasa Kasper lebih hebat dari sang ayah.
Di awal karirnya, Kasper kerap dipandang sebelah mata. Ini gue juga heran, mengapa skuad tim Leicester City ini dihuni para pemain “buangan” yang mendadak jadi hebat semua ya?. From zero to hero semua. Dulunya, Kasper kalah bersaing dengan Joe Hart di Manchester City, sehingga ia harus angkat koper dari Man City, lalu berkelana ke klub-klub semenjana seperti Notts County & Leeds United dan akhirnya mendarat di Leicester pada musim 2011/2012. Musim ini, ia tak tergantikan di skuat utama The Foxes. Dari 36 pertandingan di Liga Premier Inggris, kiper 29 tahun tersebut hanya kebobolan 34 gol.